Indonesia dalam Menyabut Teknologi 5G

Halo Rekan-rekan semua, pada artikel kali ini Capt Pirate mau bagi info buat kalian. kalian sudah tau kan Teknologi 5 G.Capt Pirate ada informasi penting nih.
Kalian udah pada tau kan tentang teknologi 5G ? , nah pemerintah kita nih sudah mempersiapkan akan kehadiran teknologi  tersebut nih. dikarenakan Dunia tengah bersiap menyambut peluncuran komersialteknologi 5G, yang diprediksi akan terjadi pada 2019. Indonesia pun memiliki 3 (tiga) frekuensi yangdisiapkan untuk bisa menghadirkan 5G, yaitu pada 3,5GHz, 26GHz atau 28GHz. 
Diungkapkan Dirjen Sumber Daya Penyelenggara Pos dan Informatika (SDPPI) Kemkominfo, Ismail MT,ketiganya merupakan pilihan spektrum frekuensi untuk teknologi 5G yang sudah disepakati dunia.
Untuk frekuensi 26 dan 28GHz sendiri, dinilai ideal untuk berbagai layanan yang membutuhkan latency atau waktu respons yang rendah.
"Tujuan 5G itu memiliki kegunaan macam-macam untuk berbagai hal penting, seperti layanan yang membutuhkan latency atau delay yang rendah. Jadi jangan sampai komunikasi di layanan itu terjadi delay," ungkap Ismail sata ditemui di Menara Merdeka, di Jakarta, Senin (16/4/2018) yang lalu.
Lebih lanjut, dijelaskan Ismail, Indonesia memang sengaja memilih frekuensi 5G yang telah menjadi standar dunia. Hal ini salah satunya bertujuan menghemat pengeluaran untuk pengembangan dan pembelian berbagai perangkat 5G.
"Kita mengikutI kesepakatan dunia, jadi band frekuensi tidak bisa Indonesia tentuin sendiri. Akibatnya kalau berbeda, maka perangkatnya menjadi spesial, sehingga menyebabkan biayanya bisa lebih mahal. Kami ingin perangkat kita sama dengan negara lain, yang artinya ketika perangkatnya diproduksi dalam jumlah besar, bianya lebih murah," tuturnya.
Menurut Ismail, pemanfaatan teknologi 5G kemungkinan besar akan dimulai dari industri 4.0. Industri 4.0 merupakan nama tren otomatisasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi manufaktur. Hal ini mencakup sistem Internet of Things (IoT), cloud computing dan komputasi kognitif.
"Utilisasi 5G kemungkinan dimulai dari industri 4.0, karena perangkat-perangkat di industri 4.0 baru bisa beroperasi dengan baik kalau dilengkapi teknologi 5G," jelasnya.

5G sendiri sejatinya membutuhkan spektrum dalam tiga rentang frekuensi utama yang memberikan cakupan luas dan mendukng semua kasus penggunaan. Tiga rentang itu adalah di bawah 1GHz, 1-6GHz dan di atas 6GHz.
Mengutip data dari asosiasi operator jaringan mobile GSMA, frekuensi di bawah 1GHz akan mendukung cakupan luas di seluruh daerah perkotaan, pinggiran kota dan pedesaan, serta membantu mendukung layanan IoT.
Untuk 1-6GHz, menawarkan cakupan dan manfaat kapasitas yang cukup baik. Ini termasuk spektrum dalam kisaran 3,3 - 3,8GHz, yang diharapkan dapat membentuk basis dari banyak layanan awal 5G.
Adapun di atas 6GHz, diperlukan untuk memenuhi kecepatan broadband kecepatan tinggi yang diharapkan untuk 5G. Fokus pada frekuensi ini akan berada di atas 24GHz atau 28GHz. Selain itu juga ada beberapa minat mengeksplorasi frekuensi dalam kisaran 6-24GHz.
Penerapan dan penggunaan Teknologi 5G ?

“Penerapan teknologi 5G awalnya hanya untuk industri, mesin ke mesin. Bagaimana robot bisa menggantikan kendaraan forklift dalam mengangkat barang-barang, jadi aplikasinya untuk hal-hal ini bukan aplikasi untuk individu,” kata Menkominfo Rudiantara kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/8).

Beliau juga mengatakan bahwa ekosistem teknologi 5G ini bergantung pada industri. Sampai dengan 4G, aplikasinya untuk konsumen namun begitu masuk teknologi 5G maka aplikasinya untuk industri.
Pernyataan Menkominfo tersebut disampaikan guna merespon pertanyaan-pertanyaan yang beredar di masyarakat mengenai kemungkinan teknologi 5G bisa digunakan untuk individu.

Kapannya teknologi ini akan diterapkan ??
Tergantung kesiapan spektrumnya,” ujar Ririek Adriansyah.

Langkah Telkomsel menguji coba jaringan internet 5G untuk umum, bukan hanya untuk tujuan edukasi saja, namun juga diklaim mendukung program pemerintah, yakni Making Indonesia 4.0. Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah ketika dijumpai di kantor Telkomsel, Jumat (9/8/2018).

“Jadi ini juga bagian dari edukasi masyarakat dan berbagai stakeholder lain, termasuk mendukung program pemerintah Making Indonesia 4.0,” kata Ririek. Making Indonesia 4.0 adalah roadmap berbagai pemangku kepentingan yang terintegrasi dalam memasuki era Industry 4.0. 
Teknologi 5G sejatinya diciptakan untuk menunjang aktivitas industri. Bukan untuk perorangan sebagaimana teknologi 4G yang banyak digunakan untuk smartphonemasa kini.
“Jangan berpikir 5G ini untuk smartphone yang digunakan perorangan. Smartphone itu pakai 4G sudah kenceng. Kalau ponsel pakai 5G itu mubazir. Belum lagi biayanya, paketnya, pasti mahal,” Meski bisa untuk smartphone, namun teknologi 5G lebih ditekankan untuk membantu perkembangan industri. Hasilnya berupa ‘pabrik cerdas’ yang mengandalkan komputasi dan pertukaran data paling canggih.
Misalnya untuk pertukaran data guna menjalankan pabrik sehingga proses produksi bisa berlangsung lebih cepat. Selain itu, teknologi 5G juga digunakan untuk penerapan smart city, autonomous caratau  mobil tanpa sopir, dan IoT lainnya.
Hal tersebut juga sejalan dengan rencana pemerintah terkait dengan Industri 4.0. Nah, teknologi  ini sebagai jawaban Industri 4.0. Pasalnya, Industri 4.0 banyak menggunakan kecanggihan jaringan termutakhir tersebut.
“Makanya saat ini kami bersama Kementerian Perindustrian sedang menyiapkan tempat khusus untuk mengembangkan 5G. Nantinya di kawasan itu akan digunakan untuk menguji, mengembangkan, hingga menerapkan 5G. Ada IoT, smart city, robotika, dan lainnya,”.

Gimana Guys tanggapan kalian tentang Teknologi 5G ini ? saran Capt Pirate, Gunakan segala sesuatu sesuai kebutuhan ya guy, "Hight Tech = Hight Cost".
semoga bermanfaat.

Salam Capt Pirate